04 December 2006

Kurban

Ayat Inti : Al Qur’an ayat 196 surat 2 Al Baqarah, Dan sempurnakanlah ibadah haji dan `umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. ..

Penyembelihan hewan kurban biasanya kita lihat bersamaan dengan perayaan lebaran haji. Penyembelihan kurban didasarkan pada peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim terhadap putranya, ketika Allah mencobai ketaatannya.

Al Qur’an ayat 102,103,107 surat 37 Ash Shaaffaat, Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

Peristiwa Nabi Ibrahim ini juga tercatat dalam Kitab Taurat Kejadian 22:2,9-13, Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan." Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.

Jauh sebelum Nabi Ibrahim, peristiwa peyembelihan kurban sudah dilakukan. Berikut catatan Alkitab tentang penyembelihan kurban,

1) Anak-anak Nabi Adam memberikan kurban kepada Allah,
Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (Al Qur’an ayat 27 surat 5 Al Maa-idah).

Hal tersebut juga dicatat dalam kitab Taurat Kejadian 4:3-5, Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

2) Nabi Nuh, mempersembahkan kurban sebagai ucapan syukur terlepas dari bencana air bah (banjir),
Kitab Taurat Kejadian 8:20, Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.

3) Nabi Ayub juga menyembelih kurban sebagai penghapus kesalahan anak-anaknya,
Alkitab perjanjian lama kitab Ayub 1:5 Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.

4) Nabi Daud menyatakan bahwa Allah berkenan akan korban,
Kitab Zabur (Mazmur) 51:19, Maka Engkau akan berkenan kepada korban yang benar, korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya; maka orang akan mengorbankan lembu jantan di atas mezbah-Mu.

Menurut sejarah kuno, kurban adalah upacara persembahan/pemberian kepada dewa karena manusia menganggap dewa memerlukan makanan. Kurban dianggap sebagai tanda takluk atau penghormatan, sebagai pemohon berkat, dan sebagai penolak malapetaka. Kurban bisa dianggap sebagai perbuatan pengganti untuk membersihkan dari kenajisan/dosa.

Kurban pada zaman Nabi Musa.

Tradisi kurban yang turun-temurun sejak Nabi Adam terus berlanjut sampai kepada Nabi Musa. Pada zaman Nabi Musa Allah memperjelas dan melengkapi hal-hal yang berkaitan dengan kurban. Secara umum kurban pada zaman nabi Musa adalah persembahan yang berupa ternak yang diserahkan kepada Allah.

Berikut jenis-jenis kurban yang diberikan Tuhan kepada Nabi Musa,

1) Kurban persembahan,
Kitab Taurat Imamat 1:1-2 TUHAN memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam Kemah Pertemuan: "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada TUHAN, haruslah persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak, yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba.

2) Kurban keselamatan,
Kitab Taurat Imamat 3:1 "Jikalau persembahannya merupakan korban keselamatan, maka jikalau yang dipersembahkannya itu dari lembu, seekor jantan atau seekor betina, haruslah ia membawa yang tidak bercela ke hadapan TUHAN.

3) Kurban penebus dosa,
Kitab Taurat Imamat 6:1-6 TUHAN berfirman kepada Musa: "Apabila seseorang berbuat dosa dan berubah setia terhadap TUHAN,.., Sebagai korban penebus salahnya haruslah ia mempersembahkan kepada TUHAN seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, menjadi korban penebus salah, dengan menyerahkannya kepada imam.

Allah melengkapi pelaksanaan kurban dengan memberikan tujuan dari kurban itu yaitu jika kita ingin memberikan sesuatu persembahan kepada Tuhan kita menyembelih kurban, atau jika kita hendak memohon keselamatan dari Tuhan, kita memotong kurban, bahkan Allah menyatakan jika kita berbuat dosa, maka dosa kita dapat dihapus/ditebus dengan melaksanakan kurban.

Aneh, bahwa dosa dapat ditebus/dihapus oleh darah binatang !

Perhatikan ayat-ayat berikut, Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa (Alkitab perjanjian baru surat kepada orang Ibrani 10:4). Al Qur’an juga menyatakan hal yang sama tentang ini, Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al Qur’an ayat 37 surat 22 Al Hajj),
Nyawa ada di dalam darah.
Kitab Taurat Imamat 17:11, “Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa “ .
Konsep kurban pada zaman nabi Musa adalah menyangkut "nyawa" makhluk yang didamaikan karena dosa/kesalahannya. Ada istilah "nyawa ganti nyawa" untuk menebus suatu kesalahan/dosa. Oleh sebab itu untuk menebus kesalahan, harus ada "nyawa" makhluk yang dikurbankan melalui penumpahan darah (penyembelihan kurban).
Kurban sebagai penyucian lahiriah dan peringatan akan dosa.

1) Kurban menyucikan secara lahiriah,
Alkitab perjanjian baru surat kepada orang Ibrani 9:13 Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,

2) Kurban memperingatkan akan dosa,
Alkitab perjanjian baru surat kepada orang Ibrani 10:3 Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.

Dengan demikian kurban yang kita lakukan adalah penyucian secara lahiriah dan mengingatkan kita tentang dosa-dosa yang telah kita lakukan. Sebab memang tidak mungkin dosa yang berada di dalam hati dan pikiran manusia dapat hilang/dihapus oleh darah sapi/domba/unta. Sesuatu yang ada didalam batin/jiwa manusia tidak dapat dihilangkan secara lahiriah. Jadi kurban adalah lambang lahiriah dimana kita dapat bersyukur, memperoleh ampunan dosa, dan keselamatan dari Allah serta mengingatkan kita akan dosa yang telah kita lakukan.

Darah kurban yang menghapuskan dosa batiniah manusia.

Kitab Injil Matius 26:28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

Darah siapa yang telah ditumpahkan untuk pengampunan dosa batiniah banyak orang itu ?

Kitab Injil Matius 1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

Alkitab perjanjian baru surat kepada orang Ibrani 9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Kitab Injil Markus 2:5-10 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"..

Jadi Dia yang bernama Yesus (Nabi Isa), Anak Manusia, adalah Kurban yang darah-Nya menghapus dosa batiniah manusia. Hal ini sesuai pernyataan Al Qur’an bahwa nabi Isa adalah seorang yang terkemuka di dunia dan akhirat (kehidupan setelah kematian), (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih `Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), (Al Qur’an ayat 45 surat 3 Ali Imran).

Mengapa penebusan dosa harus dengan pertumpahan darah (kurban) ?

Al Qur’an ayat 81 surat 2 Al Baqarah, (Bukan demikian), yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

Al Qur’an menyatakan mereka yang berdosa akan masuk neraka kekal, hal ini berarti kematian kekal, sesuai dengan pernyataan kitab Taurat dan Injil berikut,

Kitab Taurat Kejadian 2:16-17 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Alkitab perjanjian baru surat Paulus kepada jemaat Roma 6:23 Sebab upah dosa ialah maut; …
Allah berfirman kepada Nabi Adam “jangan makan buah larangan” nanti engkau akan mati. Saat Nabi Adam dan isterinya melanggar firman Tuhan, mereka berdosa. Secara fisik mereka tidak mati saat itu, tapi rohani mereka sudah mati. Mereka tidak dapat bersama dengan Allah, sebab Allah tidak dapat bersama dengan orang yang berdosa. Allah itu Maha Suci. Yang Maha Suci tidak dapat bersama dengan yang berdosa.

Baik Al Qur’an, kitab Taurat, dan Alkitab, menyatakan bahwa manusia yang berdosa akan mengalami kematian kekal. Dengan demikian untuk bebas dari kematian kekal tersebut harus ada pegampunan dosa manusia melalui (dengan cara) kematian (penumpahan darah), Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. (Alkitab perjanjian baru surat kepada orang Ibrani 9:22).

Dapatkah penebusan dosa melalui amal-saleh (kebajikan) manusia ?

1) Manusia yang beriman memohon ampun dan rahmat Allah,
Al Qur’an ayat 16 surat 3 Ali Imran, (Yaitu) orang-orang yang berdo`a: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,"

Al Qur’an ayat 118 surat 23 Al Mu’minuun, Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik."

2) Yusuf tidak dapat membebaskan diri dari kesalahan,
Al Qur’an ayat 53 surat 12 Yusuf, Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

3) Manusia bersih karena karunia dan rahmat Allah,
Al Qur’an ayat 21 surat 24 An Nuur, Hai orang-orang yang beriman…. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya,..

Karena manusia berdosa kepada Allah, maka yang dapat membersihkan dosa manusia adalah Allah melalui rahmat-Nya, bukan kelakuan/tabiat manusia. Jadi pengampunan dosa adalah hak/rahmat Allah, bukan hak manusia dengan amal-saleh (kebajikannya).

Hal ini sesuai dengan ayat-ayat dalam kitab Taurat, Zabur, dan Injil.

1) Manusia memohon kasih karunia dan ampunan Allah,
Kitab Taurat keluaran 34:9 serta berkata: "Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami; sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang tegar tengkuk, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami; ambillah kami menjadi milik-Mu."

2) Manusia memohon kelepasan Allah,
Kitab Zabur (Mazmur) 79:9 Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!

3) Allah yang menghapus dosa,
Kitab Injil Markus 2:7,10 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --

4) Manusia diselamatkan oleh kasih karunia pemberian Allah,
Alkitab perjanjian baru surat Paulus kepada jemaat Epesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,

Dalam pengampunan dosa, Allah tidak dapat dipengaruhi oleh perbuatan manusia.

1) Allah mengampuni siapa yang dikehendaki,
Al Qur’an ayat 284 surat 2 Al Baqarah, …. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

2) Perbuatan manusia hanya mempengaruhi manusia,
Al Qur’an ayat 7 surat 17 Al Israa’, Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri,

Al Qur’an ayat 286 surat 2 Al Baqarah, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya…

Pernyataan ayat-ayat Al Qur’an diatas sesuai dengan pernyataan nabi Ayub,

Alkitab perjanjian lama kitab Ayub 35:6-8 Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kaulakukan terhadap Dia? Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kaubuat terhadap Dia? Jikalau engkau benar, apakah yang kauberikan kepada Dia? Atau apakah yang diterima-Nya dari tanganmu? Hanya orang seperti engkau yang dirugikan oleh kefasikanmu dan hanya anak manusia yang diuntungkan oleh kebenaranmu.

No comments: