18 December 2006

Kawinilah wanita-wanita yang kamu senangi

Ayat Inti : Al Qur’an ayat 3 surat 4 An Nisaa, Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

Perkawinan pada mula pertama adalah antara seorang Adam dengan seorang Hawa, bukan seorang Adam dengan beberapa hawa. Ayat diatas sebenarnya bertujuan untuk menguji manusia berlaku adil.

Sifat adil itu milik siapa ?

Yang memiliki sifat adil adalah Tuhan, sebab Ia adil dari mulanya,

Al Qur’an ayat 18 surat 3 Ali Imran, Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Kitab Taurat Ulangan 32:4 Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.

Kitab Zabur (Mazmur) 11:7 Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.

Kitab Injil Yohanes 17:25 Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku;

Dapatkah manusia berlaku adil ?

Al Qur’an ayat 129 surat 4 An Nisaa’, Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri- isteri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, …

Sejak Nabi Adam sampai saat ini, adakah manusia yang berlaku adil ?. tidak ada yang dapat berbuat adil, karena semua manusia telah berdosa. Keadilan adalah milik Allah Yang Kudus, bukan milik manusia yang berdosa, dengan demikian ayat inti diatas sebenarnya menganjurkan manusia hanya memiliki seorang isteri saja, karena manusia tidak dapat berlaku adil.

Jauh sebelum Al Qur'an menyatakan bahwa manusia tidak dapat berlaku adil kepada isteri-isterinya, nabi Musa telah memperingatkan ketidakadilan dalam berpoligami, perhatikan ayat kitab Taurat berikut,

Kitab Taurat Ulangan 21:15 "Apabila seorang mempunyai dua orang isteri, yang seorang dicintai dan yang lain tidak dicintainya, dan mereka melahirkan anak-anak lelaki baginya, baik isteri yang dicintai maupun isteri yang tidak dicintai, dan anak sulung adalah dari isteri yang tidak dicintai,

Laki-laki dan perempuan adalah satu.

Kitab Taurat Kejadian 2:21-23 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
Kata “perempuan” berarti dari tulang tusuk laki-laki. Wanita bukanlah tiruan pria, dan bukanlah duplikat pria. Laki-laki dan perempuan tidak diciptakan sama, tetapi tidak sama. Walaupun demikian mereka saling melengkapi dan saling membutuhkan sehinga menjadi satu.

Pria dan wanita diciptakan sederajat. Pria tidak boleh merendahkan wanita, dan wanita tidak boleh direndahkan oleh pria. Perbedaan mereka hanyalah berdasarkan pada bentuk tubuh, lain tidak.

Maksud perkawinan.

Kitab Taurat Kejadian 2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Disamping membentuk keluarga, maksud Tuhan dengan pernikahan adalah agar pria dan wanita saling melengkapi, saling menolong, dan saling melayani di segala lapangan hidup.

Demikianlah rencana Tuhan dengan penciptaan pria dan wanita, sehingga mereka saling melayani dan bersama-sama merayakan kehidupan yang dijalani untuk kemuliaan Tuhan.

Perkawinan pada awalnya.

Kitab Injil Markus 10:6-8 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.

Sejarah dunia tidak dimulai dengan kejatuhan manusia akan dosa, melainkan dengan suatu perayaan penikahan. Padamulanya pernikahan itu termasuk keseluruhan penciptaan Tuhan yang bersih dan murni. Rencana Allah bagi pernikahan adalah satu orang laki-laki dan satu orang wanita yang menjadi "satu daging" (yaitu, bersatu secara jasmaniah dan rohani).

Perkawinan sebagai persekutuan hidup, bukan persekutuan badani.

Alkitab perjanjian lama kitab Maleaki 2:14 …. Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.

Adalah salah memandang nikah hanya untuk persekutuan badani. Hal ini sama saja dengan “kumpul kebo” yang hanya berkumpul untuk makan dalam satu palungan, dan tidur dalam satu kandang. Dalam pernikahan semacam ini tidak ada kesatuan hati dan kesatuan hidup.

Nikah sebagi persekutuan hidup haruslah pria dan wanita itu satu dalam mengasihi Allah, satu dalam mengasihi satu dengan yang lain, satu dalam memikul beban pernikahan, satu dalam perhatian pekerjaan masing-masing. satu dalam doa, satu dalam menjawab persoalan hidup, satu dalam persekutuan hidup.

Dalam pernikahan janganlah suami atau Istri masing-masing memiliki dua daerah kerajaan, dimana masing-masing mencari kemauan dan kehormatan sendiri.

Bisakah laki-laki yang kodratnya bersifat aktif dalam seksual hanya memiliki seorang istri saja ?

Jawabnya BISA, dengan cara menyerahkan hati, pikiran, dan nafsu sepenuhnya kepada Allah, serta menjaga mata dan kemaluannya. Perhatikan ayat-ayat berikut.

1) Mereka yang mengaku beriman wajib menahan nafsu seksual,
Al Qur’an ayat 30 surat 24 An Nuur, Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".

2) Beruntunglah orang yang beriman yang menjaga kemaluannya,
Al Qur’an ayat 1-5 surat 23 Al Mu’minun, Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya..,

3) Nafsu yang berasal dari hati manusia selalu menuju kejahatan,
Al Qur’an ayat 53 surat 12 Yusuf, Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

4) Mereka yang takut kepada Tuhan, menahan nafsunya,
Al Qur’an ayat 40 surat 79 An Naazi’aat, Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,

Banyak Ayat-ayat Alkitab dan Al Qur’an yang menasehatkan kepada kita agar menjaga nafsu birahi,

1) Nabi Ayub yang menahan matanya (melihat gadis-gadis),
"Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara? “ (Alkitab perjanjian lama kitab Ayub 31:1)

2) Nabi Yusuf yang memelihara kemaluannya dari ajakan selingkuh Zulaikha isteri pejabat mesir,
Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah kesini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. (Al Qur’an ayat 23 surat 12 Yusuf).
3) Jangan tergoda oleh perempuan,
Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada perempuan asing? Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya. (Alkitab perjanjian lama kitab amsal Sulaiman 5:20-21).

4) Hormati perkawinan,
Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. (Alkitab perjanjian baru surat kepada orang Ibrani 13:4)

5) Matikan nafsu percabulan,
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, (Alkitab perjanjian baru surat Paulus kepada jemaat Kolose 3:5).

6) Jangan menginginkan kecantikan,
Janganlah menginginkan kecantikannya dalam hatimu, janganlah terpikat oleh bulu matanya. (Alkitab perjanjian lama kitab amsal Sulaiman 6:25).

No comments: