12 March 2008

Syari'at agama bukan kebenaran

Ayat Inti: Al Qur’an ayat 29 surat 18 Al Kahfi, Dan katakanlah: ”Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”…..

Banyak orang merasa “benar” dihadapan Tuhan setelah melakukan syari’at agama, seperti berpuasa, sholat, atau orang merasa suci bersih dihadapan Tuhan setelah membayar zakat, pergi haji, atau tidak menajiskan dirinya terhadap makanan dan minuman yang diharamkan Allah, atau setelah menjauhi orang-orang kafir.

Juga banyak orang merasa “benar” dihadapan Allah setelah ia beraktivitas sosial, menyumbang kepada anak yatim, membantu orang miskin, atau banyak memberi sedekah.

Tuhan tidak dipengaruhi perbuatan manusia.

Al Qur’an ayat 7 surat 17 Al Israa’,
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri,…

Alkitab perjanjian lama kitab Ayub 35:6-8,
Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kaulakukan terhadap Dia? Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kaubuat terhadap Dia? Jikalau engkau benar, apakah yang kauberikan kepada Dia? Atau apakah yang diterima-Nya dari tanganmu? Hanya orang seperti engkau yang dirugikan oleh kefasikanmu dan hanya anak manusia yang diuntungkan oleh kebenaranmu.

Alkitab perjanjian lama kitab Yesaya 55:8-9,
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Manusia hanya dapat berinteraksi kepada sesamanya saja, apakah ia berbuat baik maupun jahat. Yang terpengaruh atas perbuatan manusia itu hanya sesamanya saja.

Manusia tidak dapat menghampiri Allah.

Al Qur’an ayat 5 surat 75 (Al Qiyaamah),
Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.

Al Qur’an ayat 53 surat 12 Yusuf,
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Alkitab perjanjian lama kitab Yesaya 59:2,
tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Kitab Zabur 143:2,
Janganlah beperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara yang hidup tidak seorangpun yang benar di hadapan-Mu.

Bagaimana yang berbuat dosa datang kepada Yang Maha Suci ? bagaimana yang najis menghampiri Yang Maha Kudus ? dengan perbuatannya ? dengan doanya ?

Tuhan itu kekal manusia itu fana, Allah itu kudus manusia najis, manusia tidak dapat menghampiri Allah.

Manusia ditunjuki kebenaran.

Al Qur’an ayat 35 surat 10 (Yunus),
Katakanlah: “ Apakah diantara sekutu-sekutumu ada yang menunjuki kepada kebenaran ?” Katakanlah: “Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran”..

Kitab Taurat Kejadian 12:1-2,
Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.

Kitab Zabur 86:11,
Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.

Manusia yang berbuat dosa itu ditunjuki kebenaran bukan “membuat kebenaran”.

Syari’at agama bukan kebenaran.

Al Qur’an ayat 77 surat 27 (An Naml),
Dan sesungguhnya al-Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Al Qur’an ayat 48 surat 21 (Al Anbiyaa),
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Kitan Injil Yohanes 5:39,
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, …

Alkitab perjanjian baru Surat Paulus kepada orang Roma 3:20,
Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.

Syari’at agama yang terdapat dalam kitab-kitab Tauhid, hanyalah petunjuk, peringatan, penerangan yang memberitahukan manusia bagaimana berlaku baik, benar dan mengenal apa itu dosa, namun bukan kebenaran itu sendiri. Syari’at-syari’at agama itu bukan pengapus dosa.

Siapakah kebenaran itu ?

Kitab Taurat Ulangan 32:4,
Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.

Kitab Zabur 111:7,
Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh,

Kitab Injil Yohanes 14:6,
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. ..

Al Qur’an ayat 146 surat 6 (Al An’aam),
Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar.

Allah adalah kebenaran, bukan syari’at agama.

Manusia dibenarkan.

Al Qur’an ayat 21 surat 24 (An Nuur),
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya….

Al Qur’an ayat 49 surat 4 (An Nisaa),
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaggap dirinya bersih ?. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

Kitab Taurat Kejadian 15:6,
Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Kitab Zabur 32:2,
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN,

Kitab Injil Yohanes 17:17,
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Manusia disucikan, dibenarkan, dikuduskan oleh Allah, bukan oleh syari’at agama.

Mengejar kesucian melalui syari’at agama, sia-sia.

Al Qur’an ayat 5 surat 75 (Al Qiyaamah),
Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.

Al Qur’an ayat 11 surat 17 (Al Israa),
Dan manusia mendo`a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo`a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.

Kitab Injil Matius 5: 21-22,
Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Kitab Injil Matius 5:27-28,
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.

Alkitab perjanjian baru surat Paulus kepada orang Roma 9:31, Tetapibahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu.

Alkitab perjanjian baru surat Yakub 2:10,
Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.

Apa yang dapat dibanggakan manusia melalui penurutan syari’at agamanya kepada Tuhan ? Dapatkah manusia menuruti syari’at agama dengan sempurna ?

Kebenaran yang menyelamatkan, bukan syari’at agama.

Kitab Taurat Bilangan 15:41,
Akulah TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, supaya Aku menjadi Allah bagimu; Akulah TUHAN, Allahmu."

Kitab Zabur 79:9,
Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!

Alkitab perjanjian lama kitab Amsal Solaiman 11:4,
Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut.

Kitab Injil Matius 5:20,
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Al Qur’an ayat 103 suratm 10(Yunus),
Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.

Siapa yang berhak menetapkan halal-haram ?

Ayat Inti:
Al Qur’an ayat 173 surat 2 (Al Baqarah),
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dalam ayat tersebut Allah menyatakan hal-hal yang haram bagi umat-Nya. Allah ingin umat-Nya mengetahui hal-hal yang baik, yang berkenan kepada Allah. Namun dalam keseharian hidup kita, kita melihat adanya manusia yang menyuarakan itu haram, inihalal. Bolehkah manusia menyatakan demikian ?

Kita pelajari dari kitab-kitab sebelum Al Qur’an, siapakah yang berhak meyatakan haram ?

1)Kitab Taurat, Allah menyatakan makanan haram kepada Musa,

Kitab Taurat Imamat 11:1-4,
Lalu TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun, kata-Nya kepada mereka:
"Katakanlah kepada orang Israel, begini: Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi: setiap binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu makan. Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.

2)Dalam Alkitab, Allah menetapkan halal dan haram,

Alkitab perjanjian baru kisah rasul 10:15,
Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram."

Dalam ayat ini, Tuhan bukan berbicara tentang makanan halal dan haram, namun tentang “halal” nya pekabaran keselamatan (injil) kepada orang kafir (bukan Yahudi).
Dengan demikian yang menentukan haram dan halal itu adalah Tuhan. Kenapa hanya Tuhan yang berhak menyatakan halal/haram ? karena Tuhan mengetahui yang baik dan yang tidak bagi umat manusia, dan Tuhan adalah kudus/suci, berhak menyatakan mana yang suci dan mana yang tidak suci.

Apakah manusia boleh menyatakan haram ?

Al Qur’an ayat 87 surat 5 (Al Maaidah),
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Ayat Al Qur’an ini sama dengan ayat Alkitab perjanjian baru di atas yang menyatakan hanya Tuhan yang menetapkan sesuatu itu haram atau halal. Manusia itu tempatnya kesalahan, manusia itu pikirannya mudah dihasut setan/iblis, bagaimana yang berbuat dosa menentukan ini haram, itu halal?

manusia membuat ketetapan/ajaran/fatwa.

Al Qur’an ayat 36 surat 33 (Al Ahzab),
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu`min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu`min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.

Ayat Al Qur’an diatas diartikan boleh membuat ketetapan/fatwa di luar yang telah ditetapkan Allah, maka akibat yang timbul adalah, ketetapan manusia.

Apa nasihat kitab-kitab sebelum Al Qur’an tentang tentang ketetapan manusia,

1)Dalam kitab Taurat, manusia yang membuat ketetapan yang bukan dari Allah,Harus dihukum.

Kitab Taurat Ulangan 18:20,
Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.

2)Dalam Injil, sia-sia ketetapan yang dibuat manusia

Injil Matius 15:9,
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."

3)Raja Solaiman memberitahu kesia-siaan perkataan manusia.

Alkitab perjanjian lama kitab pengkhotbah 6:11,
Karena makin banyak kata-kata, makin banyak kesia-siaan. Apakah faedahnya untuk manusia?

Sesuatu yang ditetapkan oleh manusia adalah sia-sia dihadapan Tuhan, sebab sesuatu yang “haram” yang ditetapkan oleh manusia belum tentu haram dimata Tuhan.

Kita lihat bagaimana nabi Isa (Yesus) mencela pemuka agama saat itu yang suka menetapkan peraturan sumpah kepada pengikutnya, Kitab Injil Matius 23:16-19,
Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Biasanya yang menetapkan haram dan halal itu adalah para pemimpin agama. Tepatlah apa yang dikatakan nabi Isa seperti ayat di atas.