04 June 2007

Jilbab dan tudung kepala

Ayat inti: Al Qur’an ayat 59 surat 33 Al Ahzab, Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.

Jilbab yang dijelaskan oleh ayat diatas adalah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka, dada, dan seluruh tubuh. Dijelaskan juga tentang fungsi jilbab yaitu supaya mudah dikenal dan tidak diganggu. Hal ini berbeda dengan tudung kepala yang berpengertian menutupi rambut di kepala saja.

Tudung kepala.

Alkitab perjanjian baru surat Paulus pertama kepada jemaat Korintus 11:5-6 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.

Pada zaman Paulus (tahun 70 M), wanita menudungi kepalanya untuk menunjukkan kesopanan dan sikap tunduk kepada suaminya dan demi menyatakan martabatnya. Tudung itu mengandung arti bahwa ia harus dihormati dan dihargai sebagai seorang wanita. Tanpa tudung, ia tidak memiliki martabat; kaum pria tidak menghormati wanita yang tidak memakai tudung karena mereka seolah-olah memamerkan dirinya di depan umum secara memalukan. Demikianlah, tudung itu berfungsi sebagai suatu tanda harga diri dan kemuliaan kewanitaannya sebagaimana Allah telah menciptakannya.

Perhiasan perempuan yang utama.

1) Manahan nafsu dan tidak memperlihatkan perhiasan lahir,

Al Qur’an ayat 31 surat 24 An Nuur, Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. ..Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

2) Perhiasan adalah perbuatan takwa,

Al Qur’an ayat 26 surat 7 Al A’raaf, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

Jadi menurut ayat-ayat Al Qur’an diatas perhiasan wanita yang utama bukan pada barang/materi, namun dari perilaku/tabiat yang sesuai dengan Firman Allah sebagaimana yang tercantum dalam ayat-ayat Alkitab berikut ini,

1) Perhiasan dengan kelakuan sopan, sederhana, dan perbuatan baik,

Alkitab perjanjian baru surat Paulus kepada Titus 2:9-10 Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.

2) Perhiasan yang tidak akan binasa yaitu perhiasan batiniah,

Alkitab perjanjian baru surat 1 Petrus 3:1-4 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

Prinsip di balik pemakaian tudung ini sampai sekarang pun masih diperlukan. Seorang wanita Kristen harus berdandan dengan sopan dan dengan hati-hati, mengenakan pakaian yang pantas dan bermartabat sehingga ia dapat pergi kemana saja dengan aman dan hormat. Ketika seorang wanita berdandan dengan sopan dan pantas bagi kemuliaan Allah, dia mempertinggi tingkat martabat dan kelayakannya sendiri yang telah dikaruniakan oleh Allah.

Kata "pantas" (Yun. _aidos_) mengandung arti merasa malu bila menampakkan bagian tubuh. Kata ini meliputi penolakan untuk berdandan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian kepada tubuh dan melewati batas-batas kesenonohan yang patut. Sumber kesenonohan seseorang terletak didalam sifat atau batin. Dengan kata lain, kesenonohan adalah manifestasi lahir dari kemurnian batin.

Istri-istri Kristen harus tetap setia kepada Kristus dan Firman-Nya di dalam dunia yang dipengaruhi oleh materialisme, gaya-gaya manipulasi, pengutamaan diri, perhatian berlebihan terhadap seks, dan menganggap rendah nilai-nilai rumah tangga dan keluarga.

Rajam, dera, dan potong tangan


Ayat Inti : Al Qur’an ayat 2 surat 24 An Nuur, Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.

Perzinahan menyangkut masalah tidak setia terhadap pasangan, mementingkan nafsunya sendiri. Kedua hal ini sangat dibenci Allah, karena orang yang tidak setia dan mementingkan diri bukanlah ciri orang yang beriman.

Berikut ayat-ayat Al Qur’an tentang rajam dan dera,

1) Ibrahim akan di rajam oleh bapaknya,

Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama". (Al Qur’an ayat 46 surat 19 Maryam)

2) Nuh akan di rajam oleh orang-orang yang menentangnya,

Mereka berkata: "Sungguh jika kamu tidak (mau) berhenti hai Nuh, niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam". (Al Qur’an ayat 116 surat 26 Asy syua’raa’)

3) Yang berzina akan di dera (cambuk),

Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman. (Al Qur’an ayat 2 surat 24 An Nuur)

Ayat-ayat diatas menggambarkan bahwa hukuman rajam dilakukan pada jaman dahulu oleh orang-orang kafir (bapak Ibrahim, Orang yang menentang Nabi Nuh),dan hukuman dera kepada mereka yang kedapatan berzina.

Dalam zaman Nabi Musa, mereka yang kedapatan berzina dihukum rajam (di lontar dengan batu sampai mati),

Kitab Taurat Ulangan 22: 22-24 Apabila seseorang kedapatan tidur dengan seorang perempuan yang bersuami, maka haruslah keduanya dibunuh mati: laki-laki yang telah tidur dengan perempuan itu dan perempuan itu juga. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel. Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan--jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.

Pengajaran Nabi Isa (Yesus) tentang hukuman rajam.

Hukuman rajam, dera, dan hukuman fisik lainnya, dilakukan pada zaman dahulu/jahiliah. Pada zaman Nabi Isa (Yesus) masih terus diberlakukan,

Kitab Injil Yohanes 8:3-5 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"

Kitab Injil Yohanes 8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.

Ajaran Nabi Isa (Yesus) untuk hukum rajam adalah, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu”.

Apa reaksi orang-orang yang menyeret perempuan berzina itu ? Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. (Kitab Injil Yohanes 8:9)

Apakah Yesus menghukum perempuan yang berzina itu ? Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Kitab Injil Yohanes 8:10-11).

Sikap Nabi Isa (Yesus) ini menunjukkan tujuan-Nya dalam menyelamatkan manusia yang berbuat dosa. Dia tidak menghukum wanita tersebut sebagai orang yang layak dihukum, tetapi menghadapinya dengan lembut dan kesabaran supaya menuntunnya kepada pertobatan. Yesus mengimplementasikan hukum rajam dari yang semula bersifat menghukum menjadi pengampunan kepada mereka yang berbuat dosa.

Menghukum orang berbuat dosa dengan rajam dan dera, merupakan solusi/pemecahan yang sementara, karena mereka sadar saat fisiknya didera, namun dilubuk hati yang paling dalam belum ada pertobatan.

Perlakuan Nabi Isa (Yesus) terhadap orang-orang yang berbuat dosa sesuai dengan Al Qur’an ayat 159 surat 3 Ali Imran, Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka..

Al Qur’an ayat 119 surat 16 An Nahl, Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya); sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Jika Tuhan Maha Pengampun lagi Penyayang, haruskah kita pengikutnya merajam, dan mendera orang-orang yang bersalah ?

Potong tangan.

Al Qur’an ayat 38 surat 5 Al Maa-idah, Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Ayat-ayat tentang pemotongan bagian tubuh manusia sebagai akibat kesalahan atau dosa yang dilakukannya telah ada dalam kitab injil.

1) Mata yang berbuat dosa harus dicungkil,

Kitab Injil Matius 5:29-30 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.

2) Tangan yang berbuat dosa harus dipotong,

Kitab Injil Markus 9:43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;

Apakah di surga nanti ada pencuri yang bertobat dengan tangan yang buntung ?, atau ada penonton film porno yang telah bertobat dengan mata pe’ce ? Kalau benar, berarti di surga akan dipenuhi orang yang timpang, tangan kutung, mata pe’ce akibat dosa-dosa mereka.

Kalau begitu apa arti ayat di atas ?

Kitab Injil Matius 5:10-20 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka: "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang.

Alkitab perjanjian baru surat Paulus kepada jemaat Kolosel 3:5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,

Orang yang ingin masuk surga harus membuang (memotong/mematikan) kelakuan/sifat-sifat yang berbuat dosa yang ada didalam batin/hati/pikiran, apakah mencuri, atau berzinah, atau serakah, atau tidak adil, tidak jujur, dll, bukan membuang tangan, kaki, mata, atau anggota tubuhnya.

Sebab tangan yang dipotong dosanya masih melekat didalam batin, kaki yang dipotong, dosanya tetap didalam hati, mata yang dicungkil, dosanya tetap didalam pikiran. Dosa tidak akan hilang karena perlakuan jasmani/fisik.

Hal ini sesuai dengan nasihat dalam Al Quran ayat 46 surat 22 Al Hajj… Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

Dan nasihat nabi Sulaiman dalam Alkitab perjanjian lama kitab amsal Sulaiman 6:18 hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan.